24 December 2011

argumen

andai kamu bisa tahu dan mengerti,
mungkin tak perlu ada.

be grateful

for christmas.

a hint of

rumah

seharusnya
menyenangkan

karena tidak hanya satu
namun bersama

karena tidak makan sendirian
namun bangun mencium aroma masakan rumah tiap pagi

karena tidak berdiam sendiri
namun berbincang dan pergi sampai habis kata dan pegal pegal

karena tidak sepi
namun ada peduli dan tempat berbagi

karena tidak menulis
namun sibuk membagi kata

14 December 2011

membuka mata, setiap hari menemui apa yang nyata
benci, teriak, amarah

bertubi-tubi mengambil alih
cinta nyawa peristiwa

kemana?

mereka lalu bersimbah darah,
tanpa tahu menahu apa dibalik tirai


manusia menjadi malaikat
manusia menjadi setan

kemudian,
lenyap.

12 December 2011

mencari kata

mereka bilang, kata-kata muncul sendiri.

sekian puluh jam terlewat, kata tidak juga muncul. saya sudah melakukan segala cara, memejamkan mata, membuka mata. tidak juga muncul.
saya ingin punya alasan. saya ingin menjawab dengan pasti, mengarahkan semua dengan yakin. tapi kata tidak juga datang.

kemana kata?

saya duduk, menangis dalam bisu. dia tak juga datang.
saya tertawa, meringis dalam pilu. dia tetap tak bergeming.

kemana kata?

saya tidak ingin begini.
tidak tahu tidak tahu tidak tahu ini menyiksa.

kemana kata?

semoga dia tidak terlambat.
sebelum tanda tanya membeku jadi sesal.

11 December 2011

stuck,
let me runaway and disappear.


i'm lost,

and noone look for me.

25 November 2011

giving thanks





picture says a thousand words,
i am blessed.
:)

23 November 2011

intermezzo

"se ma ngat"

picture has been sent

":)"
"aku sayang kamu"
"really"

":)"
"aku juga"

17 November 2011

maunya apa?

ketika satu-satunya orang yang peduli tetap saja jadi korban amarah,
lalu hilang.

padahal maksud hati ingin bilang "terima kasih"

dasar sinting.

16 November 2011

escape

hujan kemudian menyeruak masuk,
seakan berteriak,
minta didengar.

pandangannya teralih ke jendela.
pikirannya melayang
perasaannya terusik

dia menatap amarah.

amarah yang begitu terasa dekat,
mengumpul menjadi satu bola besar yang membuatnya tidak lagi mudah disembunyikan

dia menjadi begitu marah.

seketika itu juga dia hanya ingin berlari
membaur menjadi satu dengan apa yang sudah tertumpah, teriak, marah
hujan.
membaur karena dia tidak sepenuhnya berani ketika harus teriak sendirian, marah sendirian
membaur karena dia tidak punya kuasa untuk marah dan tumpah ke semua sesukanya
membaur karena takut
membaur

kabur



tak berapa lama hujan pun mereda,
menyisakan lembab yang kemudian melenyap.
habis.

12 November 2011

satu lagi sabtu yang terlewat, dan perasaannya tidak lebih baik.
dia sampai hampir lupa bahwa dulu ada suatu saat ketika akhir pekan terasa begitu melegakan, menyenangkan.
sekarang semua hanya terasa datar.
tidak ada yang ditunggu-tunggu, tidak ada yang menanti-nanti di ujung minggu yang mengikat.
dia hanya menjadi... ada.
tapi tidak menjadi berarti.

bukan berarti dia bosan dengan rutinitas
bukan berarti dia muak dengan jarak
hanya saja,
sedih.

ketika dia tahu luang nya tidak berarti
dan peluk itu tidak bisa sampai
ketika jarak menjadi terlalu jauh
dan cium itu tidak jua berlabuh
ketika telepati itu hanya dongeng
dan rindunya terlalu besar

ketika kamu dan saya seharusnya bisa bersama tapi terhalang jarak yang ada

dalam relung waktuku bertanya
siakah hatiku tuk mencumbu kehadiranmu

bila harus kupilih jalanku,
akankah asaku kan terpaku pada dirimu

mungkin harapku kan membawamu
maknai hari yang terwujud bersamaku
bilakan suatu kan terpisahkan
kau tak pernah hilang,

dalam mimpiku


yang terpisah - homogenic

07 November 2011

yang terpisah

saya menggapai,
dirasa jauh dalam mimpi

rindu membuncah,
sepi menjarah

percayalah,
kamulah satu.

06 November 2011

di antara

dia lalu menunduk, mendadak menjadi ringkih, mungil dalam semesta tempat kita mencari.

"saya rindu kamu"

dia kemudian terisak,
terisak,
kemudian mulai tersengal.

"saya rindu kamu"
"saya sudah jadi gila karena rindu kamu"

lalu dia terbenam dalam tangis


begitu sakit.
meluruh
begitu mencinta

harum tersisa
bayang memori yang masih terasa

rengkuh, begitu ringkih
jarak yang seterusnya ada

lirih,
kemudian berbisik

jangan pergi

menguap

seiring hujan,
kamu pun lalu hilang.

30 October 2011

kerinduan untuk menjadi hilang

timbul tenggelam
memecah hening
menjelma menjadi satu

hilang,
bersama


jemput aku.

little prayer before bed

show me

you.

explanation of

the anger
the tears
the vulnerability
the stress
the neediness
the envy
the simplest wish

is
the simplest need of having you by my side

05 October 2011

marks

is it so hard
to do
'i love you'
than to say it

22 September 2011

18 September 2011

post-its

you won't see this
i love you,
would you be mine? =)


you had me at hello.

back to the roots

Aku merasa begitu kecil di tengah keluasanku.
Rintikmu raksasa dalam mungil tetesmu.
Engkau menyelimuti dengan dingin.
Dan semakin kau merapat, semakin membara alam ini.
Jutaan engkau kini turun membanjiriku.
Tak akan pernah aku meluap, Puteri.
Kugali tanahku lebih dalam dan kubuka semua celah untuk menyerapmu.

(Supernova : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, hal. 105 , Dee)

aging

hujan bisa menjadi keduanya sekaligus.
menyebalkan, mengotori, merusak hari.
sebaliknya menyenangkan, menenangkan, meredakan hari.

saya kecil selalu mengingat hujan sebagai memori indah. tidak ada satupun momen hujan yang saya benci. saya suka menari-nari, saya suka percik kecil saat butir-butir itu hinggap di kaca mobil, saya suka wangi hujan yang tiada tandingannya. saya bahkan dengan berani bilang hujan begitu menyenangkan adanya, dan saya tidak akan pernah membencinya seperti banyak orang dewasa di sekitar saya. mama selalu kerepotan memasukkan jemuran, papa selalu mengomel karena baru saja mencuci mobil. mereka bilang hujan membuat kotor. semua yang tadinya bersih jadi harus dibersihkan lagi. dan saya kecil hanya tersenyum sendiri, senang karena tahu saya begitu berbeda.

namun saya sudah tidak kecil lagi. dan sekarang saya mulai menggerutu ketika hujan tiba. ketika percikan yang dulu begitu indah sekarang hanya menjadi bercak-bercak kotor di kaki dan baju saya. ketika semua menjadi basah menyebalkan, dan saya begitu kedinginan. ketika saya menjadi benci keluar rumah saat musim hujan. kenapa? saya pikir selama ini saya kecil benar. saya pikir saya suka hujan.

saya mulai sadar bahwa mungkin ini bukan (hanya) karena saya kecil sudah berubah menjadi saya dewasa. mungkin ini karena situasi. karena saya kembali menemukan hujan menjadi begitu indah ketika saya menikmati dari jauh. menikmati suaranya, menikmati percik-perciknya dari jendela, menikmati harum hujan yang begitu alami. menikmati tanpa mengalami dinginnya terguyur, tanpa noda-noda kotor pada baju, tanpa flu-flu menyebalkan di saat yang tidak tepat.

tidakkah lucu,
bagaimana kita bisa begitu nyaman dalam ketidaknyamanan hanya dengan tidak mengalaminya?

03 August 2011

29 July 2011

14 July 2011

teristimewa


tidakkah kamu ingin berlabuh?

dua pasang mata yang belum saling mengerti

dia selalu menyenangkan.
dan selalu pandai menyusun kata yang entah kenapa selalu menjadi lebih bermakna dari sekedar kalimat-kalimat basa basi.
dan selalu mengerti apa saja,
bahkan tentang kata yang bahkan saya yang mengucapnya saja tidak pernah mengerti dengan pasti.
dia seperti bukan manusia,
mungkin lebih mirip unicorn atau naga,
karena saya pikir manusia seperti dia itu tidak ada.

tapi dia ada.
dia nyata.
kadang menjadi hantu ketika saya memejamkan mata,
namun benar nyata ketika saya membuka mata.

saya tidak pernah yakin tentang apa yang ada di pikirannya tentang saya.
walaupun saya cukup yakin di matanya saya bukan unicorn atau naga,
karena saya memang adanya biasa saja.
biar begitu, dia selalu cukup berhasil membuat saya merasa sedikit istimewa.




tapi kenapa sekarang saya merasa menjadi hantu?
dia tak jua merasa berlabuh
tidakkah saya seharusnya membantu?
bukannya malah jadi memburu




sang kekasih,
yang lelah menjadi hantu.

11 July 2011

10 July 2011

terjaga
tak ada yang menanti

merasa
tak ada yang mengerti

menua
tak ada yang peduli


merindu
semua yang hilang
sepi ini
merasuk

kali ini
mengamuk


tak henti
dikutuk

03 July 2011

all over the place

"this haircut okay?"
"no i like it long"
"but now its not short either rite?"
"yea rite. actually i think i like it better"
"so you like this haircut?"

"no,i just like you"

andai

dunia ini
hanya aku
kamu
kita
tentu
akan bahagia
bersama selamanya.

27 June 2011

sepotong masa lalu di yang akan datang

jangan
you may be deceived if you trust too much,
but you will live in torment unless you trust enough.
witing tresno jalaran saka kulina,
kata pepatah.



semoga tidak begitu dengan kamu.
tidak yang ini.

batas

ketika masih kata
saya mendengar

ketika sudah serapah
saya tidak peduli



saya bukan binatang.




23 June 2011

hide and seek

You know you're stunning
You're absolutely stunning
And I'm running, I'm always running
And now I'm crying
It's only 'cause I'm caring
And if you were more daring
Maybe you'd stop staring
And come over and talk to me
Tell me 'bout how you've been waiting so patiently
And how you tried, but I just turned away
And I'll say yeah well you know,
I'm shy that way
Shy that way
Maybe I'm shy that way

Ohh you know you're stunning
You're absolutely stunning
But you're always runnin'
But I'll catch up to you
The way you keep your distance is
Keeping my interest
So I'll keep it consistent
Ohh maybe someday
Someway, somehow in some town
We'll get together and
We'll break it down
And I'll ask why you've been
So shy, gotta be that way
Maybe baby, oh love, I like it that way
Shy that way
You know I love you so shy,
Shy that way

There's always too much talking
And I wanna just keep walking
But I keep staring baby
Keep staring
Though I may not know the right things to say
I'll get it out to you one day

I'm shy that way
You're shy that way
Do you like it?
Do you like it?
When I'm shy this way?
Yes I like it
Yes I like it
When you're shy

Shy that way

I like it
I like it shy
You know it's alright, it's ok
'Cause we're
Shy that way


(Shy that way - Jason Mraz ft. Tristan Prettyman)

22 June 2011

dimabuk

tidak bisa berhenti,
semua rasa pun dibagi.

bayang

terngiang
bisik di ujung telinga

wangi yang sudah terlalu familiar
cium yang tak berkesudahan

begitu jatuh cintanya,
dia.

20 June 2011

simple surprise



happy twenty,
baloon guy.

14 June 2011

merindu

habis semua kata hanya untuk merindu :

kamu.

01 June 2011

menunggu pesan yang harus ditunggu

kangen
kangen
kangen
kangen
kangen
kangen
kangen
kangen
kangen
kangen
kangen
kangen
kamu.

22 May 2011

ini cerita tentang seorang penulis yang jatuh cinta pada tokoh ciptaannya

semua lalu menjadi terlalu nyata
tokoh itu memang selalu jatuh cinta pada sang penulis
yang menuliskan semua tentang cinta dan hidup
yang menghidupkan cinta sang tokoh kepada ceritanya,
dan kepadanya

sampai sang penulis kemudian lupa menulis
dia terlalu sibuk jatuh cinta
sang kekasih menderita
tulisannya adalah ceritanya
hidupnya
cintanya


kekasih itu butuh penulisnya.


dia lalu menjadi takut
kalau-kalau penulisnya menjadi jatuh cinta
pada tokoh-tokoh lain yang pernah diciptanya
yang juga pernah dicintanya
yang juga pernah ditulisnya dengan cinta



kekasih itu butuh penulisnya.

nostalgia

susuri dan menjadi cemburu.

ya saya takut.

tidak bisa berhenti,
ketakutan ini.
biar saja berhenti,
waktu ini.

janji selamanya
bukan satu kali,
aku atau dia
semua satu janji.


siapa bilang
kita bisa selamanya,
dulu bilang
kalian bisa selamanya.



aku tidak mau defensif,
aku mau kamu.
biar semua bilang naif,
aku mau kita satu.

after four



you're worth to wait.

10 May 2011

jangan-jangan,





menyelam sendirian.

tidak bisa diberitahu pada yang harus tahu tapi tidak pernah mau tahu

s
eb
egi
niti
daken
aknya
tidakdi
percaya.

selalu begini lagi.

kamu,
dengan sejuta bayangan pesimismu.

kamu,
dengan tidak percayamu yang merajalela.

kamu,
dengan peringatan-peringatan basi mu.

kamu,
dan semua khawatirmu.



kamu.



dan larangan "jangan menyelam" pada orang yang bahkan tidak bisa berenang.

tiada habisnya.

30 April 2011

lesson of the day :

don't try to please everyone,
you'll end up labeled fake.

29 April 2011


biar kamu,
meraja lela.

22 April 2011

angan

ke suatu tempat jauh,
berdua.


hanya berdua.








menyelam,
lalu

hilang.

18 April 2011

kekal.

kamu selalu menjadi si pembaca.

bahkan ketika sudah kuundang untuk merasa,
kamu masih bersikukuh untuk tetap berada di tempatmu saja.

kamu begitu tidak tertarik untuk beranjak,
padahal aku ingin kamu disini di sebelahku dengan hanya merasa.

sedemikian takutkah kamu pada angkasa yang melindungi kita?

ketika aku melihatnya begitu kekal,
kamu hanya dengan sedemikian naif memotong kalimat-kalimatku yang penuh dengan 'kalau nanti'.

padahal aku begitu menanti kamu kesini,
tapi tidak jua kamu berani duduk bersebelahan.

padahal aku begitu menanti kamu berhenti menganalisa,
dan cukup percaya untuk hanya bersama.



semoga kamu mengerti.


kalau nanti aku ternyata cukup berharga untuk akhirnya mampu membuatmu mau merasa.
dan berhenti hanya menjadi pembaca.

28 March 2011

merayakan kebohongan

hari ini tanggal satu april.

sejak dari kecil saya tahu tanggal satu april selalu menjadi tanggal saya untuk dikerjain atau ngerjain. kebanyakan dikerjain, karena saya sendiri tidak pernah ingat tanggal. saya tidak pernah merasa keberatan, atau dirugikan dengan adanya kebudayaan april mop. saya selalu hanya menganggap hari itu ada tanpa dipikir lebih lanjut, sampai ketika suatu pertanyaan bodoh menjadi sebuah alasan untuk memikirkannya lebih dalam. pertanyaan itu lalu membumbung ke angkasa, menjadi satu lagi tanya yang hanya akan disimpan Semesta.

kenapa orang menetapkan tanggal khusus untuk merayakan kebohongan?

sebegitu inginkah orang-orang untuk mendapat hak bohong sampai-sampai menetapkan satu tanggal tersendiri? ini mulai menarik. karena ternyata rupanya rasa bersalah dari bohong memang tidak terpungkiri. berbohong bisa membuat kamu sedemikian salah, berdosa, sampai-sampai mencari berbagai alasan, termasuk menetapkan tanggal bohong. tidakkah ini lucu? betapa besar usaha seseorang untuk beralasan dan menutupi keadaan yang apa adanya. betapa besar usaha kita untuk merasakan cerita versi kita, dengan hanya membuat orang percaya. dengan demikian saya rasa peribahasa lawas "nila setitik, rusak susu sebelanga" pun akhirnya dilumpuhkan. mungkin lebih relevan jika diganti "nila setitik, rusak susu sebelanga, kecuali lagi april mop".

maka saya mulai berandai-andai.
seandainya tanggal satu april ditetapkan sebagai hari jujur. kita hanya harus menjadi kita. jawab hanya harus menjadi jawab. dunia hanya harus menjadi dunia. terdengar begitu mudah, begitu sederhana, namun tidak ada yang semudah kedengarannya. jika begitu keadaannya, saya rasa saya sendiri pun belum tentu berani keluar kamar setiap tanggal satu april. bayangkan, apapun yang ditanyakan, apapun yang dihadapi, semua harus dihadapi dengan jujur. dengan apa adanya. tidakkah satu april akan menjadi tanggal tersulit dalam hidup kita? tidak ada tendensi, gengsi, pretensi yang bisa dijadikan sandaran. hanya ada yang apa adanya.

tapi toh satu april sudah dijadikan hari bohong dunia. membuktikan bahwa kita ternyata belum cukup berani untuk hidup apa adanya. untuk menerima semua sejujur-jujurnya. sepolos-polosnya. sampai-sampai ketika bohong dilarang pun nyatanya kita tidak mampu untuk tetap menjadi kita. menjadikan setiap hari april mop. kebohongan-kebohongan menjadi selalu ada, berdamping-dampingan dengan tanggal-tanggal yang terus berulang.

sampai satu april merayakan kejujurannya,
saya rasa yang tersisa hanya:

selamat hari bohong.

20 March 2011

ignatius primadi

saya jatuh cinta.

lagi,
lagi,
lagi,
lagi,


empat tahun yang lalu,
empat bulan yang lalu,
empat hari yang lalu,
empat jam yang lalu,
empat menit yang lalu,
empat detik yang lalu,

sekarang.


saya selalu jatuh cinta lagi.

15 March 2011

warning :

i write,
not tell meanings.

you read writings,
not causes.

baca tanpa pretensi

pre·ten·si /préténsi/ n 1 keinginan yg kurang berdasar; 2 perbuatan berpura-pura; 3 alasan yg dibuat-buat; 4 dalih;


ada sekian ribu alasan untuk mencari tahu. entah mencari tahu dengan bertanya, melihat, atau membaca. demikian buat anda. demikian buat saya. kadang kita hanya ingin tahu. kadang kita 'hanya ingin tahu'.

ingin tahu tentang apa saja, mulai dari yang berdampak pada kita, sampai yang tidak ada hubungannya dengan kita.

membuat kita lalu mendengar, melihat, membaca dengan pretensi. sebenarnya saya cuma ingin cari bahan pembicaraan. sebenarnya saya ingin cari tahu tentang keburukannya. sebenarnya saya ingin tahu tentang dirinya. sebenarnya saya ingin tahu tentang semua yang terjadi. dan sebenarnya sebenarnya lain.

membuat kita kemudian tidak lagi tulus melakukan semua usaha cari tahu itu. tidak lagi tulus mendengar. tidak lagi tulus melihat. tidak lagi tulus membaca.

sehingga akhirnya membawa kita ke ketidakpuasan.

dan lalu ke kemarahan yang tidak seharusnya.
sebenarnya itu tentang apa? sebenarnya yang terjadi seperti apa? sebenarnya apa lagi yang belum kudengar? sebenarnya maksudnya apa? sebenarnya? sebenarnya?

padahal kita siapa?
mundur sedikit, dan kita akan mengerti mengapa kita tidak mengerti. dan tidak harus mengerti. tidak harus merasa harus tahu semua tentang sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kita. tidak harus merasa harus serba tahu. sampai-sampai melangkahi batas yang seharusnya dimengerti.

kepada yang terhormat

rasa tidak diminta untuk datang.

begitu juga dengan rasa benci.
rasa terganggu, tidak suka, tanpa sadar menjadi sinis, kesal, marah.
semua rasa ini tidak diminta datang. tidak ada satupun orang yang dengan rela memiliki rasa benci. apa bagusnya rasa benci? hanya membuat kamu menjadi lelah dalam amarah, hanya membuat kamu menjadi si penguras hati.

saya ingin bebas dari rasa ini.

karena saya jadi si pemarah yang menyebalkan. karena mereka jadi salah tanpa banyak kata. entah apa yang harus disalahkan. karena semua jadi terlihat "pokoknya salah". apa ini salah dia? apa ini salah saya? apa ini salah benci? semua menjadi tidak jelas. yang saya tahu ya saya benci mereka. yang saya tahu ya saya tidak dan tidak akan pernah cocok dengan mereka. jadi apa ini salah ketidakcocokan? tapi ketidakcocokan itu biasa. segala macam ketidakcocokan sudah pernah saya lalui, dan nyatanya, tidak semua ketidakcocokan berakhir dengan kebencian.

lantas, salah siapa?

saya cuma tahu mereka tidak pernah membuka hati untuk yang berbeda. saya cuma tahu kalau mereka harus benar. maka ketika menurut saya kebalikannya, saya hanya cuma bisa diam. toh mereka tutup kuping. toh mereka menaikkan nada bicara. jadi buat apa saya buang-buang kata. percuma.

saya cuma tahu kalau lama-lama saya muak. tidak lagi bisa berdiam lama-lama di sesuatu yang saya rasa tidak nyaman. kata demi kata yang ditahan kemudian meluap, dan mengisi rongga kepala kapan saja sang objek terlihat membuka mulut. memungkinkannya meledak setiap detik dia ada di sekitar.

saya cuma tahu kalau lama-lama saya lebih nyaman menyendiri. kalau memang yang bisa diajak kompromi hanya hati. lebih baik menjadi penyendiri, daripada menjadi si pemarah yang munafik. daripada menjadi si pemarah yang anti ketidakcocokan. menjadi persis seperti dia yang saya benci.



sekarang saya agaknya mengerti apa yang salah,
namun tetap tidak mengusir benci.

11 March 2011

dia dan gelas



dia selalu ingin memiliki gelas itu.
gelas yang terpajang di sebuah toko kecil di pinggir jalan. tidak ada yang istimewa, tapi dia begitu menyukainya. pertama kali melihatnya empat tahun yang lalu, dia hanya merasa gelas itu sempurna. cocok. bagai potongan puzzle yang entah kenapa begitu melengkapi. sampai ketika seperti biasanya dia mengunjungi toko itu, dia menyadari sesuatu: bagian bibir gelas itu pecah sedikit. entah dia yang baru menyadarinya, atau memang dari awal sudah demikian. tampaknya, ada seorang atau dua orang pengunjung yang mengambilnya dengan sembarangan, sehingga bibir gelas itu terbentur ujung lemari dan pecah.

dia tetap ingin memiliki gelas itu.
walaupun dia sangat kesal kenapa orang-orang tidak bertanggungjawab itu berani-beraninya merusak gelas itu. gelas kesukaannya. satu-satunya. walaupun dia sangat marah kenapa dia tidak lebih dulu membelinya sebelum gelas itu dirusak. walaupun bibir gelas itu pecah sedikit. walaupun gelas itu tampak tidak sesempurna seperti yang pertama dia lihat. dia tidak peduli, dia sudah terlanjur jatuh hati pada gelas itu. dan hanya yang itu.

dia akhirnya memiliki gelas itu.
waktu akhirnya menjawab, karena dia akhirnya bisa memiliki gelas itu. dia begitu menyayanginya. gelas itu dirawat, dicuci dan dipakai setiap hari. untuk meminum apa saja. mulai dari air putih, susu coklat, jus jeruk, sampai kopi pahit yang membakar lidahnya. semua diminum dari gelas itu. gelas kesukaannya. apapun yang dia minum, dia tidak peduli. yang penting dia pakai gelas itu. sampai suatu saat dia sadar bibirnya terluka karena bibir gelas yang tidak sempurna itu. perih, bahkan kadang berdarah. kadang ini membuatnya bimbang, apa seharusnya dia tidak memakainya lagi?

tapi ini tidak adil.
seharusnya semua sempurna selamanya, andai saja gelas itu tidak dipecahkan oleh orang tak berperasaan yang tidak tahu cara memperlakukannya.
aku tidak ingin berhenti memilikinya.
tidak ingin berhenti memakainya.
untuk minum air putih, susu coklat, jus jeruk, dan kopi pahit.
untuk minum apa saja.
ini tidak adil.

tapi sekarang dia menangis di hadapan gelas,
gelas kesukaannya.

dia tidak ingin terluka terus karena pecahan gelas yang bukan salahnya.


tapi dia tetap ingin memiliki gelas itu.
selamanya.

06 March 2011

untuk kamu, dengan segala kebencian.

hei kamu.

ya, kamu. siapa lagi.

ini bukan surat cinta.
sebaliknya, saya menulis ini dengan penuh kebencian.

karena ya,
saya punya segala hak untuk benci kamu.


saya benci ketika kamu selalu sok tau.
terlebih karena kamu memang selalu benar.
membuat saya lebih membenci kamu.

saya benci senyum kamu.
senyum sok, senyum menyebalkan, senyum selalu menang.

saya benci wangi kamu.
yang entah kenapa mendadak ada di semua tempat.
membuat saya dipenuhi rasa kangen yang menyebalkan.

saya benci tulisan kamu.
yang selalu membuat saya jatuh cinta semakin dalam.

saya benci foto kamu,
karena mengingatkan saya tentang semua soal kamu,
dan mengikat saya untuk tidak pergi dari kamu.

saya benci ketika kamu buat saya tidak bisa bilang tidak.

saya benci ketika kamu mencium saya,
mudah, seakan-akan itu tidak berarti apa-apa buat kamu.
padahal jantung saya selalu seperti mau jatuh.

saya benci ketika kamu baik,
karena lalu saya akan merasa merepotkan.

saya benci ketika kamu menjadi super duper menyebalkan.
karena saya tidak pernah bisa cuek.

saya benci ketika kamu menatap.
karena kemudian saya merasa pasrah,
dan lagi-lagi kamu menang.

saya benci ketika kamu membuat semua yang saya lakukan terlihat bodoh.

saya benci ketika kamu selalu bisa tenang,
ketika di saat yang sama rasanya aku tidak bisa berhenti panik.

tapi saya paling benci karena,
kamu bisa buat saya melakukan apa saja.
termasuk untuk tinggal di sini lebih lama,
dan selama mungkin.


saya benci kamu,
sangat, sangat, sangat benci.

01 March 2011

"you are what your friends are",
people told me.



but you're just not who i am.

25 February 2011

oh, secret admirer
when you're around the autumn feels like summer
how come you're always messing up with the weather?
just like you do to me

23 February 2011

belakangan dia marah setiap saat.
merasa terlalu lelah setiap saat.
merasa tidak ada satu pun hal baik yang terjadi.

ini begitu menyiksa.

marah menjadi selalu marah.
frustasi karena selalu frustasi.
bosan menjadi membosankan.



tolong bawa dia pergi.

di tengah kegilaan yang semakin gila.

terima kasih

untuk menjadi sandaran
dan menjadi semua yang dibutuhkan.

19 February 2011

ketika kata membalikkan fakta dan salah memicu marah

...yang tersisa hanya napas yang tertahan.
belakangan dia tidak berhenti menangis sebelum tidur.

ketika kata sudah habis.

kenapa kamu ada di seberang?



padahal bergandengan tangan akan sangat membantu.

06 February 2011

what do you do

if the only thing you missed is the wants?

menyelam

takut ketika memulai,
terhanyut ketika dimulai,


semakin gelap,
semakin lelap,


lautan ini,
semoga kekal adanya.

05 February 2011

morning calls

membuka mata
dan...

...takjub.

kadang apa yang sudah tersaji di pagi hari membuatmu tak percaya.
kamu kembali mereka-reka.

inilah kamarmu.
inilah hidupmu.
kamu adalah kamu.
hari ini adalah hari ini.
yang akan kamu lakukan adalah ini dan itu.

kamu lalu akan mulai ingat lagi akan apa yang sudah kamu lalui.

kemarin kamu pergi ke sana dan ke sana.
tiga hari yang lalu kamu kuliah di jam sekian.
seminggu yang lalu kamu ke gereja dengan temanmu yang ini.
sebulan yang lalu kamu pergi dengan pacarmu ke tempat itu.
setahun yang lalu kamu bersama keluargamu di sana.
dan seterusnya.

ingatan-ingatan yang lalu membawamu ke tempatmu bangun sekarang. ke kamu yang hanya eksis di detik ini.

tidakkah ini membuatmu takjub?

menahan napas tak percaya karena kamu telah melalui begitu banyak,
dan masih ada satu hari lagi untuk melalui lebih banyak.

02 February 2011

dia marah dan dunia tidak mau tahu.

dia kehabisan kata-kata, ketika tidak seorangpun yang mengerti, kecuali dirinya sendiri :

burung-burung kertas.
November 10, 2008, 9:44 am
Filed under: Uncategorized

diiringi suara hujan yang semakin tak terdengar, dia menyelesaikan lipatan terakhir burung kertasnya yang entah keberapa. melengkapinya dengan beberapa tetes air matanya yang menyelinap. lalu menggantungkannya dengan perasaan campur aduk. harapannya belum juga terkabul.

lalu tiap malam dia akan menghabiskan beberapa menit untuk hanya diam memandangi burung-burung kertas itu. terkadang sambil berdoa, atau menangis, tapi seringkali dia hanya diam. benar-benar diam.

dan keesokan harinya lalu mudah ditebak. dia akan bangun dengan mata yang entah kenapa begitu nanar, memandang burung-burung kertas tak bersalah itu dengan tatapan marah dan frustasi, lalu melengos memulai hari itu dengan setitik harapan yang selalu diusahakan ada. kembali membuat satu burung kertas lagi di tengah hari yang begitu monoton.

terkadang dia begitu bingung mau menulis permohonan apa. dia bahkan tak jua mengerti apa yang begitu dia pusingkan. apa yang begitu dia inginkan. dia hanya tahu kalau ada sesuatu yang salah. sesuatu yang ada yang mestinya tidak ada, atau suatu yang tidak ada dan seharusnya ada.

kadang dia menjadi begitu bosan. bosan menjadi bosan. bosan menjadi membosankan. dia begitu malas menjadi merepotkan, tapi entah bagaimana kelamaan dia merasa menjadi begitu repot dan merepotkan. dia menjadi begitu emosional dan membingungkan. dia hilang arah.

dia hanya perlu sebuah pelukan yang mengerti.

yang entah kenapa terdengar begitu egois.


tidakkah dimengerti dapat membuat begitu lega?
bahkan ketika yang mengerti hanya dirimu sendiri.

26 January 2011

tidak ada waktu untuk stres

22 January 2011

unthinkable

you won't see this
i love you,
would you be mine?:)


staring at this particular handwriting,
can't stop smiling.

oh,
what's not to love about you?

16 January 2011

last note

the worst part of living in bandung is that you're not there.

and my life would suck,
without
you.


aaah,
what's good in goodbye?

12 January 2011

melancholy hits hard.

pernah saya membaca tulisan seorang teman yang saya rasa begitu lugu,
karena... dia mengandaikan dirinya terbuat dari kaca.

harapan yang begitu menarik,
dan sangat mengena.

tidakkah akan menjadi sangat menyenangkan?
ketika kamu dan saya terbuat dari kaca,
sehingga semua yang di dalamnya dapat dengan mudah dimengerti orang lain.

kita tidak bisa menutupi apa-apa,
dan pikiran apapun,
sejujur apapun,
serumit apapun,
sesederhana apapun,
dapat dilihat semua orang.

tidakkah segalanya akan menjadi mudah?

tidak ada lagi tangis yang tersimpan,
atau amarah yang tertahan,
semua hanya akan menjadi...jelas.

biar semua orang tahu siapa yang ada di dalam,
biar semua orang tahu apa yang sedang terjadi di dalam,
biar tidak perlu ada pikiran yang terbatas pengungkapan.

karena, diam-diam,
saya juga berharap seandainya kita terbuat dari kaca.

11 January 2011

ya, saya se jatuh cinta ini.

saya selalu takut akan ketidakpastian.
walaupun saya tahu ketidakpastian selalu mengiringi, dan semua orang harus belajar hidup berdampingan dengannya.

saya juga selalu takut akan perpisahan.
walaupun,
ya,
saya tahu semua orang harus belajar hidup berdampingan dengan perpisahan.

saya tahu semua yang saya takuti hanya sebatas putaran kenop pintu. hanya sebatas satu sisi koin dengan pasangannya. hanya sebatas depan dan belakang. namun saya tetap takut.

saya biasanya lupa, dengan segala ketakutan saya ini, ketika saya berusaha mendistraksinya dengan menikmati semuanya. setiap proses. setiap tawa. setiap tangis. setiap jatuh cinta. setiap patah hati.

tapi kali ini saya sendiri terkejut,
karena rupanya dengan menikmati, bahkan terlalu menikmati, diam-diam kebahagiaan saya dengan sendirinya berjalan dengan ketakutan saya yang semakin menghantui.

---

bukan sekali saya jatuh cinta dengan kamu,
bukan sekali saya ikut jatuh cinta dalam kejatuhcintaanmu,
dan bukan sekali saya patah hati dibuatnya.

saya tidak berani bilang saya jatuh cinta pada pandangan pertama. mungkin lebih tepat kalau dibilang, saya jatuh cinta pada tulisan pertama. saya jatuh cinta pada cara kamu menderetkan huruf. saya jatuh cinta pada cara kamu menceritakan segala hal. saya jatuh cinta dengan caramu berpikir, caramu mengungkap cinta, caramu menilai cerita. saya jatuh cinta dengan kamu dalam berbagai jenis cara yang saya sendiri bingung menjelaskannya. saya terlalu jatuh cinta, sampai ketika kamu jatuh cinta, saya malah tidak terlalu menggubris hati saya sendiri dan dengan bodohnya malah semakin jatuh cinta kepada kamu yang jatuh cinta dengan orang lain. saya sampai sekarang juga tidak mengerti.

maka ketika kamu benar-benar menjadi nyata, saya sebegitu bahagianya. rasanya semua yang sudah terlewat mendadak menjadi kenangan manis, menjadi noktah-noktah mungil pengingat bahwa kamu sekarang ada di sini. di sini. menitipkan hati di sini. demikian dengan cerita-cerita yang menjadi selalu ada, dengan genggam tangan yang nyata, dengan cinta yang dialamatkan untuk saya. saya. dan kamu. akhirnya. akhirnya. akhirnya. saya dan kamu. berdua, dan tidak menjadi platonik semata. berdua.

dan meskipun saya tahu dia akan segera menyusul, ketakutan-ketakutan menyebalkan itu, namun saya tidak menyangkanya akan datang secepat ini.

saya takut kehilangan semua ini.

saya takut kalau-kalau semua ini utopis. hanya sebatas mimpi yang menunggu dibangunkan kembali dan menyadari semua tidak benar-benar ada. saya takut kalau-kalau semua cinta yang ada ternyata sama sementaranya dengan yang sudah-sudah. saya takut kalau-kalau semua yang kita jalin tidak sesuai harapan dan harus pupus setengah jalan. saya takut kalau-kalau genggam saya kurang kuat untuk membuatmu nyaman di sini. saya takut kalau-kalau hati yang sudah berkali-kali saya titipkan kembali kamu kembalikan. saya takut kalau-kalau kamu mendadak menyadari kamu seharusnya bersama dia, bukan saya. saya takut kalau-kalau kamu berbalik begitu cepat sampai saya tak sempat membaca tulisan terakhir tentang saya. saya takut. saya takut. bilang saja saya gila, tapi ya, saya takut. saya takut!

karena semua yang nyata ini terlalu ilusi,
dan yang tadinya ilusi menjadi terlalu nyata.

karena sebenarnya saya dibuat gila oleh ketakutan akan kehilangan semua ini, terutama:
kamu.

05 January 2011

ketika semua sudah ada di tempatnya.

terima kasih.

dia tidak juga bisa berhenti tersenyum sejak mendapat hadiah natal teristimewanya. dia tersenyum saat tidur, dia tersenyum ketika bangun, dia tersenyum dengan mata tertutup, dia tersenyum dengan mata terbuka. dia tersenyum ketika menulis ini. seandainya senyum bisa dideskripsikan dengan lebih spesifik. dia bahagia.

terima kasih.

karena akhirnya tangis-tangis di balik bantal itu menjadi tidak sia-sia. dan akhirnya pertemuan mereka yang telah direncanakan sedemikian rupa oleh sang Semesta itu tidak jadi sekedar lewat. segala jenis komunikasi yang selalu dicap lebih dari sekedar teman. semua surat-suratan tidak penting yang selalu ada. dan semua pembicaraan telepati yang sama-sama dirasa konyol namun benar adanya. akhirnya. akhirnya. akhirnya.

terima kasih.

untuk membiarkan dia bilang akhirnya.
akhirnya bisa bergandengan tangan dengan lega.
akhirnya bisa saling memperkenalkan dengan alasan.
akhirnya bisa berkata sayang.
akhirnya bisa saling mencantumkan nama.
akhirnya bisa bilang akhirnya.


ignatius primadi,
akhirnya.


dia masih tetap tersenyum.