30 July 2009

dia lalu menatap langit dan menyapa malam.

halo, malam. rasanya sudah lama aku tidak berbincang denganmu.
bagaimana kabarmu? semoga semua baik saja di atas sana.
karena bukankah dalam kegelapan semua menjadi khidmat? aku kadang sampai iri.
aku ingin mengadu, malam.
hari-hari ini begitu cepat berlalu, dan aku jadi tak lagi bisa menikmati syahdunya kamu.
tiba-tiba kok aku sudah dewasa, padahal terakhir kita berbincang rasanya aku masih begitu lugu.

sekarang semua berubah, wahai malam sahabatku yang baik, ya, semua!
kamu tahu aku selalu takut berubah.
kamu ingat kan waktu aku menangis dan menatapmu sendu saat harus berpisah dengan malaikat-malaikat putih biru itu?
aku kini merasakannya lagi. takut, namun semua tak lagi sepraktis dulu.
seandainya aku bisa jadi kamu, malam.
aku ingin tahu apa rasanya menjadi sama di kala semua yang kau peluk berubah.
menjadi penonton.
sehingga kamu bisa tahu apa rasanya meninggalkan dan ditinggalkan tanpa harus dibanting jatuh oleh fakta. sehingga kamu bisa terpesona oleh cinta tanpa harus disakiti cinta. sehingga kamu bisa melahap teori sepuasnya, tanpa perlu terluka di realita.

huf. tapi yaaa aku memang tidak bisa juga menyalahkan kamu untuk menjadi selalu sama.
toh aku tak akan disini tanpa berubah, kan?
malam, aku kini sudah besar.
tinggiku tak lagi hanya seratus sentimeter, dan wajahku tak lagi sebulat dulu.
aku sudah tidak baca majalah bobo. aku sudah tidak disuruh minum susu sebelum tidur.
oh, dan lagi, malam!
kamu harus kukenalkan dengan orang yang membuatku susah tidur belakangan ini.
dia betul-betul...
...ah, pokoknya begitu lah!
aku tidak bisa mengungkapkannya dengan baik, malam, kamu tahu kan kelemahanku itu.
dia bukan sama sekali kriteria-kriteria panjang lebar yang dulu pernah kuceritakan kepadamu.
dia juga sama sekali bukan si pembaca pikiran seperti yang kuidam-idamkan dari dulu itu.
dia juga bukaaaannn si menerima apa adanya yang memang sangat ideal itu.
tapi ya begitu itu.
dia membuatku tidak bisa tidur!
bayangkan, malam, mimpi menjadi tidak semenarik realita,
kamu bisa bayangkan kan seberapa pentingnya dia?
tapi kadang aku juga sering kesal.
karena dia sering membuatku serba salah.
dia kadang terlalu baik,
tapi bisa juga terlalu jahat.
tapi pokoknya,
dia istimewa.

dia dipanggil. maka dia menoleh, mengucap selamat tinggal, lalu kembali ke dunianya.
selamat malam, malam.

29 July 2009

surat untuk yang akan meninggalkan

lalu ketika saya mencoba sok cuek, wajah kamu kembali muncul.
ya, tentu kamu, sahabat.
orang yang ngakunya gak pernah mau baca blog tapi nyatanya tiap hari anda kunjungi juga demi tahu apa yang saya rasa.
saya lagi mendengarkan lagu westlife.
lagu-lagu norak kata orang,
tapi selalu kita nyanyikan berdua sambil naik ke atas sofa.
tertawa bersama, sambil betul-betul membagi lagu itu jadi dua suara.
harmonis, biarpun norak.
hari ini saya tidak menulis dengan bahasa susah, sayang.
karena memang yang saya rasa begitu gamblang.
begitu jelas.
tanpa harus casciscus dengan bahasa sok sastra ala saya, protes kamu selalu.

saya patah hati.

pasti waktu membaca tulisan ini lalu mata kamu mengernyit aneh dan kamu mulai ingin berteriak heboh sambil memukul saya bercanda lalu bilang "lebay banget sih luuu!" dan membuat muka-muka lucu biar suasana tidak lagi menjadi sekaku ini.
tapi sayang,
saya betul-betul serius.
saking seriusnya,
saya ingin melempar semua barang ke muka kamu.
detik ini juga!
marah, saya, kalau kamu masih naif bertanya kenapa.
sedih, tahu bahwa memang sudah saatnya kita tak lagi bermain-main dan hujan-hujanan seperti yang dulu kita lakukan bersama.
kita semua beranjak dewasa.
mau tidak mau,
saya memang harus lepaskan kamu.
harus,
walaupun ingin sekali saya memohon menangis-nangis di depan kamu supaya mungkin kamu mau mempertimbangkan untuk mengulur sedikit waktu demi anak gak mau gede ini.
tapi tidak.
saya rela kamu pergi.
tidak mau, tapi rela.
biarpun itu membuat saya menjadi kesulitan sendirian tanpa ada yang bisa menemani ke dokter gigi, mencoba baju, belanja, belajar, mengobrol semalam suntuk, apa saja.
semoga rasa itu tetap ada, selalu, selamanya.
sehingga ketika kita bertemu lagi nanti,
kita masih bisa membagi suara di lagu westlife dengan harmonis.
:)

sudah saatnya.

saya menutup mata resah.
maka seketika itu semua di sekeliling saya terasa berhenti.
atau berjalan,
tapi tak mengangkut saya serta untuk detik itu.
maka jelaslah semua. rasa-rasa yang daritadi saya tahu ada tapi tak berani saya hidupkan.
begitu jelas. terlalu jelas, kalau anda ingin lebih spesifik.
hati saya seperti mengejanya perlahan.
satu demi satu.

t a k u t.
ta kut.
takut.

ya, saya takut.
begitu takut, sampai yang ada di kepala saya juga hanya takut takut takut takut takuttt!
begitu takut, sampai rasanya tidak ada yang lebih baik daripada membekukan detik di kepala saya. dengan secuil harapan, semua akan ikut berhenti.
namun nyatanya tidak.
mau saya ngambek seperti apa juga, dunia terus berputar dengan angkuh.
fakta tetap membunuh siapa saja yang lemah.
waktu bahkan tidak menoleh simpatik.
betul-betul tidak.

jadi sekarang saya cuma bisa bengong.
mau memeluk sahabat sekuat tenaga sampai tulang terasa sakit,
mau mengenang semua rasa yang ada dan pernah ada.
tapi ya begitu.
tak ada gunanya.
tanpa ada opsi setuju atau tidak,
waktu akan terus beranjak.
tidak membiarkan satuuuu saja manusia mengemis-ngemis untuk jadi batu di derasnya sungai kehidupan.
anda memang bisa saja bermimpi menjadi peter pan,
tapi toh faktanya tempat menggiurkan itu tetap neverland.
never existed
.

saya sedih.
tapi mau histeris teriak-teriak kok rasanya buang-buang tenaga,
mau menangis sejadi-jadinya juga rasanya tak berguna.
dia tetap akan pergi.

19 July 2009

alasan.

semakin anda dewasa, kekecewaan anda terhadap hidup akan semakin bertambah.
anda mulai bertanya-tanya kenapa orangtua anda begini, suami anda begitu, kekasih anda seperti ini, anak anda seperti itu dan semuanya.
anda menjadi terlalu sensitif.
kenapa begini?kenapa saya?
kadang-kadang anda terlalu emosional untuk sekedar menjaga sikap.
dan dunia tidak lagi jadi menyenangkan.
pupus sudah semua semangat anda untuk setidaknya bermain-main di dunia ini.
anda menjadi terlalu marah.
aneh, bukan?
itu baru satu.
lalu marah anda menjadi salah semua orang yang berusaha mendekati anda.
dan seketika itu pula, para penghibur itu tidak lagi jadi baik.
anda menjadi si datar yang tidak bernuansa.
aneh?
memang.

maka jangan salahkan siapa-siapa kalau niatan menghibur itu luntur.

14 July 2009

salah.

hanya satu tanya yang kemudian ada di otak dan membuat saya marah setengah mati dan mengirimkan tanya ini ke dua orang yang saya yakini bisa menjawabnya:



salahkah kalau kadang saya ingin menjadi egois dan saat itulah saya sadar bahwa tak ada lagi ruang untuk itu hanya karena di sekitar saya hanya ada orang-orang egois?

13 July 2009

exhausted.

ping
pong
ping
pong

aku
BUKAN
bola
ping
pong!

12 July 2009

ignorance is a bliss?

menjadi brengsek kadang bisa membuat anda merasa lebih baik.
sehingga semua yang dulunya benar tiba-tiba kok terasa salah,
dan semua yang salah menjadi terlalu salah.
keterlaluan,
menyakitkan!
jadi anda kemudian akan mengeluarkan sumpah serapah makian kata-kata kasar,
menyakiti semua,
SEMUA, yang pernah menyakiti anda.
tidak peduli lagi apa yang benar, bagaimana yang tepat atau yang bijaksana.
anda sudah terlalu benar selama ini sampai-sampai anda muak untuk menjadi si baik.
anda tidak peduli ketika apa yang anda lakukan membuat dia, mereka, menyesal setengah mati dan berteriak agar anda kembali.
anda begitu sakit hati,
SAKIT HATI!, teriak anda emosional.
dan anda merasa tidak ada lagi orang yang bisa membuat anda merasa lebih baik.
merasa tidak ada lagi yang harus anda percaya selain diri anda sendiri.
kadang anda sedih, bimbang kenapa semua harus begini dan anda harus menjadi sebegini jahat,
tapi sebagian diri anda merasa begitu benar,
saya memang pantas marah, batin anda.

saya bisa mereka-reka apa yang kamu rasa, sahabat.
dan saya tidak peduli apa yang kamu bilang, manipulatif, naif, brengsek, apa saja.
serius, saya tidak peduli.
persetan dengan semua predikat yang tak habis-habis kamu hujam untuk saya.
persetan kalau saya parasit kata kamu, brengsek kata mereka, atau apa saja!
saya hanya ingin kamu kembali.