05 January 2011

ketika semua sudah ada di tempatnya.

terima kasih.

dia tidak juga bisa berhenti tersenyum sejak mendapat hadiah natal teristimewanya. dia tersenyum saat tidur, dia tersenyum ketika bangun, dia tersenyum dengan mata tertutup, dia tersenyum dengan mata terbuka. dia tersenyum ketika menulis ini. seandainya senyum bisa dideskripsikan dengan lebih spesifik. dia bahagia.

terima kasih.

karena akhirnya tangis-tangis di balik bantal itu menjadi tidak sia-sia. dan akhirnya pertemuan mereka yang telah direncanakan sedemikian rupa oleh sang Semesta itu tidak jadi sekedar lewat. segala jenis komunikasi yang selalu dicap lebih dari sekedar teman. semua surat-suratan tidak penting yang selalu ada. dan semua pembicaraan telepati yang sama-sama dirasa konyol namun benar adanya. akhirnya. akhirnya. akhirnya.

terima kasih.

untuk membiarkan dia bilang akhirnya.
akhirnya bisa bergandengan tangan dengan lega.
akhirnya bisa saling memperkenalkan dengan alasan.
akhirnya bisa berkata sayang.
akhirnya bisa saling mencantumkan nama.
akhirnya bisa bilang akhirnya.


ignatius primadi,
akhirnya.


dia masih tetap tersenyum.

4 comments:

  1. ha! kenapa rasanya saya sangat mengerti ini yaaa? hamham

    ReplyDelete
  2. selamat...:)

    ....dan semua pembicaraan telepati yang sama-sama dirasa konyol namun benar adanya.....

    ijin copas hahahaha..
    :thumb up:
    :thumb up::thumb up::thumb up:

    ReplyDelete