09 October 2009

melancholy

jam empat pagi,
barulah pikiran kosong.
waktu melega, ruangnya melonggar.
napasnya kembali dinikmati.
syahdu.
menjadikan tidur tidak seberapa perlu.
menulis,
menjadi satu-satunya esensi yang ada pagi ini.
biasanya guratan itu dipaksa ada,
dan ada,
seadanya.
sepi ini begitu surga.
suasana terasa khidmat,
terasa lantunan doa di setiap milisekon yang begitu lambat.
tulis, tulis.
muntahkan saja semua rasa yang tak ada waktu untuk dikeluarkan.
yang tak ada arti untuk didengarkan.
yang tak ada tujuan untuk dipertanyakan.
karena di detik ini hanya Tuhan,
dan saya,
yang mampu tahu betapa khidmatnya waktu ini.
waktu curhat tanpa perlu satupun kata keluar.
waktu tanya tanpa perlu satupun jawab terucap.


amin.