02 February 2011

dia marah dan dunia tidak mau tahu.

dia kehabisan kata-kata, ketika tidak seorangpun yang mengerti, kecuali dirinya sendiri :

burung-burung kertas.
November 10, 2008, 9:44 am
Filed under: Uncategorized

diiringi suara hujan yang semakin tak terdengar, dia menyelesaikan lipatan terakhir burung kertasnya yang entah keberapa. melengkapinya dengan beberapa tetes air matanya yang menyelinap. lalu menggantungkannya dengan perasaan campur aduk. harapannya belum juga terkabul.

lalu tiap malam dia akan menghabiskan beberapa menit untuk hanya diam memandangi burung-burung kertas itu. terkadang sambil berdoa, atau menangis, tapi seringkali dia hanya diam. benar-benar diam.

dan keesokan harinya lalu mudah ditebak. dia akan bangun dengan mata yang entah kenapa begitu nanar, memandang burung-burung kertas tak bersalah itu dengan tatapan marah dan frustasi, lalu melengos memulai hari itu dengan setitik harapan yang selalu diusahakan ada. kembali membuat satu burung kertas lagi di tengah hari yang begitu monoton.

terkadang dia begitu bingung mau menulis permohonan apa. dia bahkan tak jua mengerti apa yang begitu dia pusingkan. apa yang begitu dia inginkan. dia hanya tahu kalau ada sesuatu yang salah. sesuatu yang ada yang mestinya tidak ada, atau suatu yang tidak ada dan seharusnya ada.

kadang dia menjadi begitu bosan. bosan menjadi bosan. bosan menjadi membosankan. dia begitu malas menjadi merepotkan, tapi entah bagaimana kelamaan dia merasa menjadi begitu repot dan merepotkan. dia menjadi begitu emosional dan membingungkan. dia hilang arah.

dia hanya perlu sebuah pelukan yang mengerti.

yang entah kenapa terdengar begitu egois.


tidakkah dimengerti dapat membuat begitu lega?
bahkan ketika yang mengerti hanya dirimu sendiri.

1 comment: