08 December 2010

semua yang bukan seperti yang kamu pikir.

hari ini cerah,
dan gadis itu terbangun dengan mata sembab dan sejuta tanya mengawang.



memang menyenangkan memiliki pembaca pikiran. memang menyenangkan memiliki orang yang selalu ada tanpa perlu dipertanyakan atau dipastikan.
tapi bukankah semua ada esensinya?

jadi jangan salahkan jika rasa itu kemudian meluap, meninggalkan yang mengalaminya dalam momen beku yang kemudian kembali menyadarkan. mungkin semua terlalu mudah. dia sudah sampai kebal. tidakkah dia ingin pergi dan berhenti hanya untuk mencari esensi itu? dia hanya bisa terdiam, karena mungkin selama ini apa yang betul-betul dia inginkan sudah tidak lagi menjadi penting, atau tidak dianggap penting. oleh dirinya sendiri, atau oleh orang lain yang kemudian keinginannya menjadi lebih penting.

secarik dongeng itu memang selalu dia genggam. dimasukkan ke dalam kotak kecil bernama hati yang lalu dikunci rapat agar dia akan selalu ingat. namun toh nyatanya dia lupa, terbawa suasana yang mungkin semua orang bilang cukup tapi sejujurnya tidak pernah seperti yang dia mau. hanya satu sikap yang dia sebenarnya cari, namun salahkah ketika pujaannya memenuhi semua syarat yang selalu dianggap ada dan malah melewatkan satu permintaan hati itu?

bukan, dia akan menggeleng jika sang pembaca pikiran lalu membalasnya dengan menawarkan mawar, hati, dan pertanyaan yang dia pikir tepat demi melegakan hatinya yang entah kenapa mendadak menjadi rewel. dia tahu semua itu sudah ada, dan tidak perlu kemewahan atau romantisme yang berlebihan untuknya untuk melihatnya disana. bukan itu yang dia cari.

seandainya saja si pembaca pikiran masih berusaha untuk mencari tahu, dan tidak sombong karena sudah merasa memilikinya.

tapi dia sudah terlanjur kecewa, bukan begitu? kata orang-orang dia bodoh. atau lebih tepatnya naif. tidak sedikit juga bilang dia terlalu mabuk. dia pun lalu akan menangis di bawah selimut dan berpura-pura menjadi satu-satunya orang di dunia yang membela sang pembaca pikirannya, cintanya dan kisahnya. dia hanya perlu satu. yang tragisnya adalah satu yang tidak pernah dia dapat dari sang pembaca pikirannya tercinta.

jadi dia dengan berat hati tidak lagi ingin memberi kesempatan, karena mungkin sudah waktunya. waktunya untuk tidak lagi menunggu menunggu menunggu dan memohon. mungkin dengan pergi, pujaannya bisa mengerti apa yang hilang sejak awal. sejak bertahun-tahun silam ketika mereka pertama bertemu dan jatuh hati. sejak bab satu kisah mereka dimulai.

1 comment:

  1. ....namun salahkah ketika pujaannya memenuhi semua syarat yang selalu dianggap ada dan malah melewatkan satu permintaan hati itu?....

    saya sangat suka kalimat ini...

    terus mengamati dan menikmati orbitmu sangat menyenangkan...terus dan terus meninggalkan pendar cahaya di tiap jejakmu... aku akan selalu mengikuti.. entah kamu sadar ato tidak ... entah kamu bolehkan apa tidak...

    ReplyDelete