15 December 2010

gengsi gengsi dan gengsi yang dipuja semua orang.

mungkin dunia memang sudah berjalan dengan sistem yang berbeda sehingga saya duduk disini hanya bisa mengernyit berusaha mencerna. mungkin gengsi di dunia ini sudah sedemikian tingginya sehingga dia dengan rakusnya melahap habis semua yang (dulunya dianggap) benar. karena sekarang saya hanya bisa bengong menyadari dunia sudah kehabisan kejujurannya. jujur yang sedemikian dipuja-puja sekarang hanya seonggok sampah.
sampai saya dituntut untuk meletakkan gengsi di kelas nomor satu, karena menjadi terlalu jujur rupanya memiliki predikat baru. terlalu jujur menjadi terlalu mudah. terlalu murah. murahan.
saya merindukan saat-saat dimana semua menjadi jujur. ketika yang jujur menjadi selalu dihargai, bukannya dimarahi. ketika menyatakan apa yang diinginkan tanpa harus terlalu berbelit-belit dengan gengsi menjadi biasa.

bahasa yang dimengerti hati bukan lagi yang keluar dari mulut. karena yang keluar dari mulut tidak lagi yang keluar dari hati. tidakkah ini menyedihkan?

2 comments:

  1. itu lahhidup...

    saat ini.
    esok lusa dan nanti..

    *menghela nafas

    ReplyDelete
  2. do what you think is right, not what other people think.

    ReplyDelete