13 January 2009

jadi siapa?

apa yang sudah lewat memang sebegitu berharga.
maka jangan salahkan, kalau momen yang sudah berlalu tak akan ada lagi biar kamu memohon sampai gila pun. saya sudah begitu paham. sampai-sampai saya tak sanggup lagi membiarkan ada detik yang masih harus lewat. saya tidak sanggup kehilangan lebih banyak lagi. saya bisa mati menyesal kalau begini caranya.
permintaan saya sederhana saja. saya hanya tidak ingin apa yang sudah baik harus dirusak sang waktu yang angkuh dan sialan. saya hanya tidak mau melepas apa yang pernah saya punya. saya egois. saya begitu ingin merengkuh semua yang sudah pernah ada dan menggengam semuanya erat-erat. saya takut sendirian. saya takut!
tapi kini apa saya salah, kalau saya begitu trauma melewati detik?
waktu sudah merenggut separuh nyawa saya, dimana satu-satunya pengertian yang saya aminkan hanyalah bahwa nyawa hanya bisa direnggut sepenuhnya, yaitu ketika saya mati nanti.
saya tidak terima setengah-setengah. mana saya bisa hidup kalau hanya dengan separuh nyawa?
jadi sekarang saya lumpuh. mana bisa saya berlari ketika saya harus kehilangan sebelah kaki? jangan sembarangan menyuruh. saya juga masih ingin kalau boleh menatap hari esok dengan mata yang berbinar. tapi mana bisa saya senyum-senyum membayangkan esok yang lebih baik kalau baru bangun tidur saja sudah ditampar si fakta?
saya sakit hati, teman-teman!
saya hanya tidak mau dibodohi lebih banyak lagi. saya sudah merasa begitu telanjang. saya tidak lagi punya apa-apa!
jadi jangan terus-terus menghakimi, karena apa yang kamu lihat memang bukan sepenuhnya saya. karena saya memang tidak lagi setertebak yang kamu kira.
saya sudah jadi si pura-pura.


mungkin jadi si pura-pura akan lebih baik daripada jadi si cengeng.

No comments:

Post a Comment