20 November 2009

pemimpi yang tidak lagi memimpin.

diluapi rasa rindu, jari-jari itu kembali mengetik.
salah ketik sekali-kali, ritmenya lambat.
sudah lupa rasanya, gumam dia sambil tersipu.
begitu ditanya apa yang mau ditulis, dia cuma menggeleng sambil mengulum senyum.
hari ini hari biasa, tidak ada yang istimewa.
yang membuatnya berbeda, adalah keberadaan jari-jari itu di keyboard. di sore hari. ketika besok ada ulangan biologi dan remedial matematika. di jam yang biasanya dipakai dengan terburu-buru, panik dan cepat. terlalu cepat.
hari ini tanggal 20 november.
empat puluh tiga hari berlalu sejak curahan hatinya yang terakhir disini.
bukan berarti seribu dua puluh tiga jam itu berjalan tanpa ada rasa yang perlu dibagi.
banyak, menetes seiring denyut jantungnya.
namun tidak ada tempat.
tidak ada waktu.
tidak ada ruang pikiran.
rasa-rasa yang seharusnya menjadi sejuta kata yang inspirasional dan melegakan itu hanya sempat hilang ditelan udara.
hanya sempat dibaca hujan.
hanya sempat terdengar langit.
meninggalkan dia dan jemarinya. tak lagi berinspirasi. tak lagi menari dalam satu-satunya dunia puteri-puteriannya.
meninggalkan dia hanya jadi tokoh biasa.
anak sma yang kerjanya belajar, belajar, belajar.
tanpa nama belakang,
tanpa tujuan.

sehingga ketika segala kata rasa dan ungkap itu menguap,
hanya rindu yang mampu terucap.

No comments:

Post a Comment