12 September 2009

tiga dari seribu alasan

malam ini, dia ketiduran lagi.
memberi saya sedikit kelonggaran waktu tidur yang selalu dia permasalahkan. dan sesudah dia menyadari ada post baru di blog ini di jam segini, dia pasti akan memulai ceramah panjangnya tentang betapa pentingnya tidur dan betapa keras kepalanya saya mempertahankan jam tidur saya yang begitu malam, menurut dia.
sama seperti ketika saya bersikeras belajar tanpa henti ketika panik setengah mati karena ulangan atau apa saja yang akan diadakan keesokan harinya. dia kemudian akan kesal setengah mati dan terus mengusahakan cara apa saja agar saya mau tidur dan istirahat sebentar.
saya biasanya akan tersenyum diam-diam, dan dia tidak pernah tahu betapa berharganya waktu ceramah seperti itu buat saya karena saya pasti hanya akan memandang keluar jendela atau menunduk sambil menggigit-gigit bibir dan minta maaf.
dia selalu mempertanyakan kecuekan saya yang membuat dia setengah mati menahan diri untuk tidak menjadi marah. setidaknya, tidak kepada saya.
itu satu hal yang membuat dia menjadi selalu istimewa.
malam ini, dia keasyikan main drum kesukaannya sampai lupa sama saya yang ada di depannya. dia lalu akan mempertanyakan tidakkah saya bosan, tapi tetap tidak bisa menghentikan keterhanyutannya dalam main drum. mukanya lucu, mengernyit berkali-kali dan terlalu asyik. dia begitu hanyut. begitu menikmati. begitu mencintai.
itu dua hal yang membuat saya jatuh cinta.
malam ini, dia menunggu saya tidur, padahal dia sudah sangat mengantuk sampai akhirnya ketiduran duluan. selalu, dia memposisikan saya seakan saya adalah orang paling penting di seantero jagat raya ini. setidaknya untuk dirinya sendiri. berlebihan, dan kadang tidak masuk akal, tapi rasa itu begitu mengena. perhatiannya yang terlalu tulus sampai terkadang membuat dia menjadi terlalu naif.
itu tiga hal yang membuat dia selalu istimewa.

dia
hanya
terlalu
romantis.

No comments:

Post a Comment