kamu selalu menjadi si pembaca.
bahkan ketika sudah kuundang untuk merasa,
kamu masih bersikukuh untuk tetap berada di tempatmu saja.
kamu begitu tidak tertarik untuk beranjak,
padahal aku ingin kamu disini di sebelahku dengan hanya merasa.
sedemikian takutkah kamu pada angkasa yang melindungi kita?
ketika aku melihatnya begitu kekal,
kamu hanya dengan sedemikian naif memotong kalimat-kalimatku yang penuh dengan 'kalau nanti'.
padahal aku begitu menanti kamu kesini,
tapi tidak jua kamu berani duduk bersebelahan.
padahal aku begitu menanti kamu berhenti menganalisa,
dan cukup percaya untuk hanya bersama.
semoga kamu mengerti.
kalau nanti aku ternyata cukup berharga untuk akhirnya mampu membuatmu mau merasa.
dan berhenti hanya menjadi pembaca.
No comments:
Post a Comment