26 April 2012
23 April 2012
21 April 2012
pesan dibalik bantal
dia lalu terbangun.
takut.
sedikit lega merekah seiring munculnya kesadaran.
hanya mimpi.
sikunya merekah merah entah karena apa.
ada sedikit kulit terkelupas.
hanya terlalu kering.
tapi dia tidak sabar,
dengan gemas digaruk kulit kering itu.
tes.
darah mulai menetes, dan menetes.
semakin banyak,
dan kulitnya jadi perih karena luka.
seiring sikunya memerah darah,
sesal pun membuncah
tak seharusnya aku tergesa
sehingga membuat luka.
dia lalu mengerjap mata.
hanya mimpi.
takut.
sedikit lega merekah seiring munculnya kesadaran.
hanya mimpi.
sikunya merekah merah entah karena apa.
ada sedikit kulit terkelupas.
hanya terlalu kering.
tapi dia tidak sabar,
dengan gemas digaruk kulit kering itu.
tes.
darah mulai menetes, dan menetes.
semakin banyak,
dan kulitnya jadi perih karena luka.
seiring sikunya memerah darah,
sesal pun membuncah
tak seharusnya aku tergesa
sehingga membuat luka.
dia lalu mengerjap mata.
hanya mimpi.
20 April 2012
16 April 2012
11 April 2012
sepotong supernova hari ini
Rana merasa semakin tersudut. Sambil menatap kosong ia berkata, "Rasanya aku ingin kabur... jauh..."
"Ke mana? Timbuktu?"
"Bahkan kalau masih ada yang lebih jauh..."
Ada satu planet. Tidak usah besar-besar. Cukup sebesar Gili Terawangan. Ada pantai seindah foto kalender. Ada gunung salju. Ada taman tropis yang besar. Ada sungai dan air terjun. Ada satu rumah yang cukup besar untuk ia dan Re tidak merasa bosan, dan bisa bercinta di mana-mana. Tidak ada lagi sandiwara. Tidak ada lagi keinginan orang banyak. Tidak ada lagi tradisi yang mengkungkung.
Itulah nirwananya.
(Supernova : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, Dee)
"Ke mana? Timbuktu?"
"Bahkan kalau masih ada yang lebih jauh..."
Ada satu planet. Tidak usah besar-besar. Cukup sebesar Gili Terawangan. Ada pantai seindah foto kalender. Ada gunung salju. Ada taman tropis yang besar. Ada sungai dan air terjun. Ada satu rumah yang cukup besar untuk ia dan Re tidak merasa bosan, dan bisa bercinta di mana-mana. Tidak ada lagi sandiwara. Tidak ada lagi keinginan orang banyak. Tidak ada lagi tradisi yang mengkungkung.
Itulah nirwananya.
(Supernova : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, Dee)
01 April 2012
mereka mereka yang tertinggal di belakang.
Karena ini ia dinamakan si jantung hati.
Memompa lembut seperti angin memijat langit.
Berdenyut lincah seperti buih yang terus berkelit.
Dan darah cinta adalah udara,
Dengan roh rindu yang menumpang lewat di dada.
(Supernova : Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, Dee)
putaran itu terus berjalan,
rasa-rasa yang mengudara berkelimpahan,
menyisakan satu dua ketinggalan,
dan hati yang berceceran.
Memompa lembut seperti angin memijat langit.
Berdenyut lincah seperti buih yang terus berkelit.
Dan darah cinta adalah udara,
Dengan roh rindu yang menumpang lewat di dada.
(Supernova : Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, Dee)
putaran itu terus berjalan,
rasa-rasa yang mengudara berkelimpahan,
menyisakan satu dua ketinggalan,
dan hati yang berceceran.
Subscribe to:
Posts (Atom)